Jatilan “Kudo Prakoso” merupakan nama dari kelompok
kesenian Jatilan dari dusun Tegallurung, berbeda dengan reog yang mengisahkan
tentang kisah-kisah heroik dan prajurit seperti Ramayana, Jatilan menggunakan
Jaran Kepang, topeng,dan “ndadi” sebagai ciri khas kesenian Jatilan tersebut.
Kudo Prakoso terbentuk dari tahun 1981 diketuai oleh pak Bagyo yang dikenal
dengan panggilan khas “wong edan” di Dusun Tegallurung.
Anggota Kudo Prakoso terdiri dari 40 orang muda-mudi
RT 01 dan 02 berikut pemusik, dan penarinya. Kudo Prakoso sering diundang untuk
pentas Jatilan, seperti ketika Event kemerdekaan, Gelar Budaya, Festival
Tingkat Kecamatan, dan diundang oleh perusahaan-perusahaan dan hotel. Karena
Jatilan Kudo Prakoso ini tidak monoton, seiring berjalannya waktu, Kudo Prakoso
perlahan membuat music Jatilan dari klasik menjadi music modern yang disebut
jatilan kreasi.
Kudo Prakoso dilatih oleh Pak Bagyo sendiri dan
partnernya yaitu Pak Suhartono selaku pemilik alat music berupa gamelan, latihan
dilakukan di halaman rumah Pak Bagyo atau pak Suhartono.
Kesuksesan Jatilan Kudo Prakoso tersebut tidak lepas
dari adanya kendala, seperti ketika Gempa yang melanda Yogyakarta pada Tahun
2006 silam menghancurkan sebagian kostum dan properti yang dimiliki kelompok
tersebut. Alhasil, pasca gempa, kelompok harus menyewa kostum ketika hendak
pentas. Namun kendala tersebut tidak mematahkan dan mengurangi semangat
muda-mudi untuk mengembangkan kesenian lokal Jawa yang terus dikreasikan dan
tidak akan pernah punah oleh zaman digitalisasi yang semakin luas.
CONTACT PERSON :
085659289574 (Pak Bagyo)
CONTACT PERSON :
085659289574 (Pak Bagyo)