Mudo Budoyo merupakan nama dari Paguyuban Kesenian
Reog yang dibentuk oleh pemuda-pemudi Tegallurung. Mudo Budoyo tersebut
terbentuk sejak tahun 2013 yang diketuai oleh Sunaryo. Mudo Budoyo berdiri
bertujuan untuk meningkatkan kesenian budaya yang ada di Tegallurung, juga
untuk membangkitkan semangat pemuda-pemudi untuk terus mencintai kebudayaan
lokal dengan mengembangkan kesenian reog ini bukan hanya sekedar sekumpulan
orang yang berlatih untuk menarikan tari wayang orang saja, tetapi membawanya
sampai kepada pentas Nasional yang dapat membawa nama Tegallurung sebagai dusun
yang produktif dalam mencetak generasi muda yang kreatif, cinta budaya, dan
semangat dalam bidang yang positif
Mudo Budoyo memiliki Struktur Organisasi yang
lengkap dengan jumlah anggota mencapai 50 orang termasuk penari, pemusik,
keamanan, dan divisi lainnya. Berikut struktur pengurus Mudo Budoyo :
Penasehat :
1.
Bpk Supriyanto
(Dukuh Tegallurung)
2.
Bpk Suhartono
(Anggota BPD Gilangharjo)
Ketua :
1.
Sunaryo
2.
Surajiman
Sekretaris:
1.
Tri Muslimin
2.
Ginanjar Wisnu
Pratama
Bendahara :
1.
Yusuf Prasetyo
2.
Cahyo Febriyanto
SEKSI – SEKSI
SEI HUMAS :
1.
Damar
2.
Supri
3.
Slamet
SEI USAHA :
1.
Heri Sutrisno
2.
Maryono
3.
Suratin
4.
Samijan
SEI PERLENGKAPAN & KESENIAN :
1.
Joko Suyatno
2.
Untung
3.
Winaryono
SEI KEMAKMURAN :
1.
Ibu Purwanti
2.
Ibu Daryati
3.
Ibu Bety
Firmansah
SEI KEAMANAN :
1.
Supardiyanto
2.
Basuki
3.
Sawabi
4.
Iswanto
SEI P3K :
1.
Giyono
2.
Winaryono
3.
Rohmad
SEI PUBLIKASI :
1.
Irfan
2.
Taufiq
SEI PEMBANTU UMUM :
1.
Tri Maryanto
2.
Hartono
3.
Mulyadi
4.
Subardi
5.
Rahudomo
6.
Agus T
7.
Setiawan
8.
Suparno
Selama kurun waktu 3 tahun sejak
dibentuk, Mudo Budoyo sudah melaksanakan pentas sebanyak 2 kali, saat
proklamasi 17 Agustus pada tahun 2014 dan yang kedua saat sumpah pemuda pada
tanggal 28 November 2015. Pentas reog dilakukan di lapangan Volly Tegallurung
yang sudah digarap sedemikian rupa agar luas dan nyaman digunakan saat latian
bahkan mentas. Latihan oleh pemain dan pemusik dilakukan di lapangan volley
atau balai makam saat malam hari, latihan rutin dilakukan 1 minggu sekali,
namun saat mendekati hari pementasan, latihan akan diperketat menjadi 3 kali
dalam seminggu. Pelatih yang digunakan untuk melatih para penari dan pemusik
pun tidak main-main, Mudo Budoyo memiliki pelatih dari pakar kesenian kreatif
yang sangat profesional yaitu Bapak Suyoto dan istrinya Mbak Ari yang
mengajarkan reog dari sisi kreatif dan beda dari reog biasanya.
Potensi Muda-Mudi Tegallurung
tersebut diharapkan tetap lestari dan terus berkembang di antara derasnya era
digital 2.0 yang dapat membentengi pemuda-pemudi untuk berhenti mengembangkan
kesenian lokal reog. Generasi muda Tegallurung siap untuk menjadi pionir
generasi muda yang cinta budaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar